Webinar Nasional Tafsir Tarbawi diselenggarakan selama 2 hari (Jumat-Sabtu/25-26 Oktober 2024) mengusung tema “Rejuvenasi Tafsir Tarbawi di Era Society 5.0.” Sepuluh (10) PTKIS (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta) tersebut diantaranya 1) STAI Nida El-Adabi Bogor, 2) STAI Daarul Falah-Bandung, 3) IAI Khozinatul Ulum Blora Jawa Tengah, 4) Universitas Matlaul Anwar Banten, 5) STAI Syekh Abdur Rauf-Aceh, 6) STIQ Al-Mutazam Kuningan, 7) STIT Fatahillah-Bogor, 8) STIT Al-Azami Cianjur, 9) Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, Jawa Timur dan 10) STAI KH Muhamad Ali Shodiq-Jawa Timur.
Pada artikel ini membahas tentang pelaksanaan acara Webinar Nasional Tafsir Tarbawi hari pertama (Jumat, 25 Oktober 2024). Di hari pertama ini menarik antusias 308 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara dimulai pukul 13.00 WIB dengan pembukaan oleh MC (Aniyatussaidah, M.Pd), dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Siti Romdiah (Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Nida El-Adabi), Kemudian Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lalu laporan dari ketua panitia Dr. Kerwanto, M.Ud. (Ketua LPPM STAI Nida El-Adabi Bogor), serta sambutan perwakilan PTKIS penyelenggara yaitu Drs. H. Ramlan Rosyad, M.Si (Ketua STAI Nida el Adabi Bogor), dalam sambutannya beliau menyampaikan harapannya terhadap relevansi tafsir tarbawi di era modern, “Di era Society 5.0 ini, tafsir tarbawi diharapkan tidak hanya menjadi kajian teoretis, namun juga menjadi pedoman praktis yang aplikatif bagi masyarakat yang kian terdigitalisasi. Kita harus mampu mereformulasi nilai-nilai Islam agar senantiasa adaptif dan transformatif.”
Setelah sambutan, selanjutnya yaitu sesi materi. Sesi materi dipandu oleh moderator yaitu Deden Hilmasah, M.Pd (Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Darul Falah-Bandung). Sesi ini menghadirkan lima narasumber yang menekuni bidang tafsir tarbawi. Pemateri pertama yaitu Ahmad Saifullah, M.Pd.I dari IAI Khozinatul Ulum Blora, menyampaikan topik tentang konsep pendidikan perspektif tafsir tarbawi, Pada hakikatnya Al-Quran adalah kitab pendidikan. Al-Quran mengajarkan bahwa pendidikan dimulai dengan memahami hakikat dan tujuan hidup, serta mengenal Allah sebagai sumber segala ilmu.
Pemateri kedua Dr. Mumu Zainal Mutaqin, M.Pd. dari Universitas Mathlaul Anawar, Banten, mengulas konsep mutaqin dalam Al-Quran dan Implikasinya terhadap Pendidikan Islam. Sifat muttaqin yang meliputi keimanan, ketaatan, ketulusan, dan penghindaran dari perilaku tercela, sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Ia menekankan bahwa sifat ini dapat dikembangkan melalui pendekatan intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah. Pembiasaan seperti membaca Al-Qur’an, salat berjamaah, serta kegiatan Rohis menjadi metode efektif dalam membentuk karakter muttaqin di kalangan siswa
Selanjutnya, pemateri ketiga yaitu Lutfi, Ph.D. dari STAI Nida El-Adabi Bogor, membahas tentang pemikiran pendidikan islam dalam tafsir KH. Ahmad Sanusi Gunung Puyuh (Kajian Tafsir Tarbawi dan Konstektualisasinya di Era Modern). Menurut Lutfi, KH Ahmad Sanusi menekankan pentingnya integrasi ilmu dan menolak pandangan yang memisahkan antara pengetahuan agama dan sains. Pemikiran KH. Ahmad Sanusi relevan dengan era modern, terutama dalam mengatasi tantangan globalisasi dan digitalisasi.
Kemudian pemateri keempat yaitu Dr. Komarudin, M.Pd. dari STAI Darul Falah Bandung Barat, membahas evaluasi pendidikan dalam konteks tafsir tarbawi. Ia menjelaskan bahwa evaluasi dalam alquran dinyatakan sebagai upaya untuk merencanakan dan mempersiapkan hari esok, berkaca dengan mempertimbangkan hari ini dan hari kemarin, Ada 2 prinsip evaluasi pendidikan dalam al-quran yaitu 1) prinsip keadilan (5:8) semua siswa dievaluasi secara adil, tanpa diskriminasi. 2) Prinsip pengembangan potensi (2:286), mendorong metode evaluasi yang mengukur perkembangan individu secara komprehensif.
Sementara pemateri terakhir yaitu Andika Novriadi, M.Ag. dari STAI Syekh Abdur Rouf Aceh, mengupas tentang bahasan Pendidik dalam Perspektif Al-Quran. Ia menjelaskan bahwa dalam Al-Quran terdapat sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, diantaranya 1) Shiddiq (4:104), 2) Amanah (28:26), 3) Tabligh, Fathanah, Mukhlish (98:5), 4) Sabar (73:10), dan 5) Saleh-Adil (5:8, 24:30).
Setelah sesi pemaparan materi selesai, selanjutnya yaitu sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab ini berlangsung interaktif, peserta antusias berdiskusi bersama para pemateri. Acara ditutup pada pukul 16.15 WIB dengan penyerahan sertifikat secara daring dan sesi foto bersama. Hari pertama ini berhasil memberikan wawasan baru tentang peran tafsir tarbawi dalam merespons perubahan era Society 5.0, sekaligus memotivasi para peserta untuk membahas isu-isu pendidikan yang dikaji melalui tafsir tarbawi.