Jakarta, 17 Mei 2025 — Komisariat IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia) Institut Nida El Adabi turut ambil bagian dalam Muktamar ke-5 IAEI yang diselenggarakan selama tiga hari, 15–17 Mei 2025 di Jakarta. Kegiatan yang mengangkat tema “Memperkuat Kontribusi melalui Inovasi dan Sinergi” ini menjadi momen penting bagi para pemangku kepentingan ekonomi Islam untuk memperkuat sinergi dan merumuskan arah baru kontribusi IAEI di tengah dinamika ekonomi nasional dan global.
Komisariat Institut Nida El Adabi diwakili oleh Bapak Luthfi Rantaprasaja, M.Com., selaku Ketua Komisariat sekaligus Kaprodi Ekonomi Syariah dan Bapak Sukriyadin, M.E., selaku Sekretaris Komisariat dan Dosen Manajemen Bisnis Syariah.
Keterlibatan keduanya merupakan bentuk partisipasi aktif dari komisariat yang baru terbentuk, serta bagian dari komitmen untuk membangun jejaring dan berbagi wawasan strategis dalam pengembangan ekonomi Islam, khususnya di wilayah Parungpanjang dan sekitarnya.
Pembukaan Muktamar ditandai dengan sambutan dari tokoh-tokoh nasional. KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden RI 2019–2024 dan Dewan Penasehat IAEI, menegaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah harus terus menjadi arus baru dalam perekonomian nasional, dengan mendorong produktivitas sektor riil, UMKM, dan keuangan syariah digital.
Sementara itu, Sri Mulyani Indrawati, Ph.D., Menteri Keuangan RI sekaligus Ketua Umum IAEI, menyoroti posisi strategis Indonesia dalam ekonomi Islam global.
Gubernur BI Perry Warjiyo, Ph.D., menekankan pentingnya inovasi dan keberpihakan pada produk lokal. “Ekonomi syariah harus membela produk dalam negeri dan memberdayakan pelaku ekonomi kecil secara berkeadilan,” ucapnya.
Drs. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI 2014–2019, menambahkan bahwa ekonomi Islam tidak boleh dibajak oleh praktik monopoli dan spekulasi. “Ekonomi syariah harus bersandar pada etika dan nilai kebersamaan,” ungkapnya.
Bagi IAEI Komisariat Institut Nida El Adabi, muktamar ini menjadi ajang untuk:
– Memperkuat posisi kelembagaan sebagai komisariat yang baru berdiri namun bertekad memberi kontribusi nyata.
– Memperluas jejaring dengan akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan ekonomi Islam dari seluruh Indonesia.
– Menimba wawasan strategis yang dapat diterjemahkan dalam program-program nyata di tingkat lokal, khususnya di wilayah Parungpanjang.
“Partisipasi kami dalam Muktamar ini bukan hanya untuk hadir, tapi untuk membangun peta jalan kontribusi ekonomi Islam yang kontekstual dengan tantangan di daerah kami,” ujar Luthfi Rantaprasaja, Ketua Komisariat. Ia menambahkan, jejaring yang terbangun akan digunakan untuk membangun kemitraan lintas sektor, mulai dari lembaga keuangan syariah, UMKM lokal, hingga pesantren. Hal senada disampaikan oleh Sukriyadin, M.E., yang menyebut bahwa kegiatan ini memberikan inspirasi program kolaboratif antara kampus, masyarakat, dan pelaku usaha. “Ekonomi syariah harus membumi, bukan sekadar wacana akademik. Muktamar ini memberi banyak insight tentang itu,” ungkapnya.
Muktamar ke-5 IAEI ini juga menetapkan Sri Mulyani, Ph.D. kembali sebagai Ketua Umum IAEI untuk periode 2025–2030, menandai keberlanjutan arah kebijakan ekonomi Islam di tingkat nasional. Muktamar ini bagi Komisariat IAEI Institut Nida El Adabi, menjadi pijakan awal untuk memperkuat kontribusi di tingkat lokal. “Semangat sinergi dan inovasi yang diusung dalam muktamar ini kami harap dapat diterjemahkan dalam aksi nyata di Parungpanjang, melalui kolaborasi antara kampus, komunitas, dan pelaku usaha,” ujar Rektor Institut Nida El Adabi, Drs. Ramlan Rosyad, M.Si. menyampaikan harapannya.